AMBAE.co.id – Makassar. Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (DisBudPar) Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel), Kemal Redindo Syahrul Putra menjadi Pembicara pada Talk Show bertajuk “Liburan Aman Tanpa Sebar Virus” di Gedung Graha Pena, Kota Makassar pada Jum’at siang (23/10/20).
Adalah kegiatan yang dilaksanakan Harian Fajar dengan tema “Jadikan 3 M sebagai Kebiasaan Baru dalam Kehidupan”. Bersama Dindo, 2 Narasumber lainnya yakni Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 SulSel, Ridwan Amiruddin serta Zulkarnaen Bachtiar selaku Traveller atau Trip Planner.
Dindo memaparkan, saat ini institusi di bawah koordinasi Pemerintah Provinsi SulSel tempat dia bertugas sedang mengembangkan Sistem Informasi berbasis digital sebagai media promosi pariwisata. Dengan sistem itu, pihaknya berharap dapat menjemput Wisatawan yang diprediksi akan terjadi lonjakan kunjungan di tahun 2021.
“Kami membangun Sistem Informasi Promosi Wisata berbasis digital. Jadi tanpa harus orang datang ke Sulawesi Selatan, di tahun 2020 ini sudah tersedia sistem informasi, sehingga selesai Pandemi COVID-19 ini, orang tinggal datang saja”, paparnya.
Harapan lain kata dia, masyarakat khususnya Wisatawan lokal maupun mancanegara dapat melihat potensi kepariwisataan yang ada di SulSel melalui virtual. Semua Kabupaten/Kota dibuatkan profilnya, disajikan secara bertahap potensi wisata dan budaya yang dimiliki.
Memenuhi impian kesempurnaan ataupun kelengkapan semua Daya Tarik Wisata (DTW), jajarannya intens terjun ke 24 Kabupaten/Kota melakukan pengambilan gambar. Selanjuntya dibuatkan konten baik foto, video, animasi hingga rupa 4 dimensi dalam bentuk hologram.
“Fasilitas ini akan dikerja samakan dengan para Guide, jadi teman-teman Guide akan memasarkan potensi yang ada melalui sistem informask ini. Begitu juga UMKM, bisa berjualan lewat sistem itu, termasuk EO (Event Organizer), kita buat satu wadah agar mereka bisa melaksanakan event secara online maupun offline”, tambah Dindo.
Di masa pandemi yang beriring kebijakan Pemerintah untuk mengedepankan transaksi non tunai, dia meyakinkan bahwa sistem yang dikembangkan DisBudPar SulSel mengutamakan transaksi secara online. Dengan begitu, tidak lagi berhadapan langsung antara konsumen dengan penyedia jasa, tetapi melalui sistem mobile.
Ridwan Amiruddin yang juga berbicara di hadapan para Direksi Harian Fajar mengungkapkan kondisi pandemi di SulSel hingga sekarang. Angka reproduksi efektif (rt) sekitar 0,98, itu berarti dalam 100 orang masih ada yang terjangkit virus mematikan itu.
Angka kematian sekitar 2,5 persen, lebih rendah dari nasional di angka 3,4 persen. Untuk pasien sembuh, secara nasional sebesar 74 persen, sedangkan SulSel mencapai 86 persen.
“Jadi indikator-indikator positif penanganan COVID-19 SulSel lebih bagus. Sehingga Pemerintah langsung menunjuk Jawa Timur belajar ke SulSel karena terukur semua indikator yang kita lakukan selama ini”, urai Ridwan.
Pembicara terakhir, Zulkarnaen membeberkan trip agar bisa menikmati keindahan DTW meski pandemi COVID-19 masih saja bergulir. Tentu kata dia, kunjungan ke destinasi dilakukan sejak diberlakukannya era Normal Baru, di mana pembatasan berangsur mulai diberi kelonggaran.
“Saya datang lebih pagi agar tidak mengantri dan lebih bebas menikmati tempat wisata. Jam 10 sudah ramai, Saya pun pulang”, tandasnya.
Di samping kata dia, makanan dan minuman dibawa sendiri dari rumah. Hal itu dipilihnya untuk menghemat biaya selama perjalanan wisata. (*)