Gaya Lama Nurdin Abdullah, Professor Ini Sambangi Pulau Lanjukang-Samalona Sambut Keluhan

Nurdin Abdullah (kanan) meninjau Masjid di Pulau Samalona (05/07/20).

AMBAE.co.id – Makassar. Bukan hal baru bagi HM Nurdin Abdullah, Gubernur bergelar Professor itu menyambangi Pulau Lanjukang dan mendengar langsung keluhan warga, Minggu (05/07/20). Dia ditemani sang Isteri, Hj Liestiaty F Nurdin yang menjabat Ketua PKK Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel).

Dia juga ditemani puteri sulungnya, Putri Nurdin serta seorang cucunya, Takeshi Ramadhan. Umumnya, warga menyampaikan kendala yang dialami terkait sulitnya memasarkan hasil tangkapan ke pasar.

Khususnya selama masa pandemi COVID-19. Betapa tidak, untuk menjangkau Kota Makassar melalui Pelabuhan Paotere, harus merogoh kantong 1 juta hingga 1,5 juta Rupiah untuk biaya perjalanan pergi-pulang dengan moda transportasi laut berupa kapal kayu.

“Hari ini kita ada di Pulau Lanjukang di sisi terluar Makassar. Warga disini sampaikan masukan dan kita tampung itu untuk kita carikan solusi”, jelas Nurdin.

Merupakan pulau terluar di Kota Makassar dalam wilayah administratif Provinsi SulSel. Pulau Lanjukang berada tepat di Kecamatan Ujung Tana, Kota Makassar yang juga berada dalam gugusan Kepulauan Spermonde selain Pulau Kodingareng Keke dan Pulau Samalona.

Dihuni sekitar 50 jiwa, pulau ini menyimpan pesona tersendiri bagi wisatawan. Kerap disebut sebagai Perawan Tersembunyi di Kota Makassar.

Dari Pulau Lanjukang, rombongan Gubernur SulSel itu bertolak menuju Pulau Samalona. Meninjau Masjid yang sementara dalam tahap pembangunan.

“Di Pulau Samalona kita mengunjungi Masjid yang sedang dibangun. Mudah-mudahan segera rampung, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat”, harap dia.

Baik di Pulau Lanjukang maupun Pulau Samalona, Nurdin Abdullah membagikan paket sembako. Termasuk masker untuk bisa digunakan warga agar terhindar dari kemungkinan terjangkit virus corona.

Salah seorang warga di Pulau Samalona menuturkan bahwa dirinya sangat bersyukur dan berterima kasih dengan kunjungan sang Professor. Apalagi berkesempatan mendatangi Masjid yang olehnya diketahui jika Nurdin Abdullah sangat peduli terhadap rumah ibadah seperti Masjid.

“Terima kasih Bapak Gubernurku dan Ibu Gubernurku (Ketua PKK SulSel). Dulu Saya sering dengar, Karaeng Nurdin (julukan Kebangsawanan sebagai Raja Bantaeng ke-XXXVII) ini membangun dan membantu banyak Masjid bede’ (katanya) waktunya jadi Bupati di Bantaeng”, ujar pria yang disapa Ramang.

Informasi dihimpun AMBAE, Nurdin Abdullah benar memprogramkan pembangunan dan bantuan Masjid serta Gereja di Bantaeng. Kala itu dirinya menjabat Bupati Bantaeng dari tahun 2008 hingga 2013 untuk Periode pertama dan periode kedua dari tahun 2013 hingga 2018.

Bahkan seringkali terjun langsung menemui warganya hingga ke pelosok untuk mendengar keluhan dan masukan untuk menjadi bahan pertimbangan pengambilan kebijakan. Sementara di kediaman pribadinya di Bantaeng, masih dilanjutkan hingga saat ini bilamana ke Bantaeng, warga berbondong-bondong menemuinya membawa sejumlah permasalahan untuk dicarikan solusi penyelesaian. (*)