Isteri Gubernur SulSel Serahkan 7000 Masker Untuk Imigran

Ketua PKK Makassar memakaikan masker kepada salah seorang anak penerima bantuan (01/06/20).

AMBAE.co.id – Makassar. Masa pandemi COVID-19 turut berdampak terhadap para imigran yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel) dan Makassar pada khususnya. Mendorong Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi SulSel ambil bagian untuk menunjukkan kepedulian.

Bekerja sama dengan PKK Kota Makassar dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar, diserahkan 7000 masker kepada para imigran. Dalam hal ini diterima secara simbolis sejumlah anak perwakilan imigran.

Masker diserahkan langsung Hj Liestiaty F Nurdin selaku Ketua PKK SulSel di Rumah Jabatan Gubernur SulSel di Jalan Jenderal Sudirman Makassar, Senin (01/06/20). Turut menyerahkan yakni Ketua PKK Kota Makassar, Andi masniawati Z Yusran dan Kadis P3A Makassar, Andi Tenri Appallalo.

Pada kesempatan itu Lies menyampaikan bahwa masker diberikan sebagai wujud kepedulian dirinya dan organisasi yang dipimpinnya kepada seluruh warga Makassar. Betapa tidak, hampir seluruh elemen masyarakat kena imbas pandemi COVID-19, yang mana dibutuhkan penggunaan masker terutama saat berada di luar rumah.

“PKK SulSel sebagai mitra Pemprov SulSel terus berupaya menyasar semua komponen masyarakat. Termasuk Saudara-saudara kita dan juga anak-anak kita imigran yang menetap di Makassar”, jelasnya.

Dengan masker, Lies berharap mereka yang aktif menggunakannya dapat terhindar dari penularan virus corona. Lies menyebut masker alat pelindung pertama yang wajib dimiliki dan dikenakan agar droplet air liur, bersin dan batuk tidak masuk ke dalam mulut, hidung serta mata.

“Penting kita memakai masker, apalagi kalau keluar rumah dan ada di sekitar orang banyak. Masker bisa menahan droplet, kita tahu bersama penularan virus berbahaya ini melalui percikan ludah dari bersin dan batuk”, paparnya.

Isteri Gubernur SulSel atau HM Nurdin Abdullah itu menambahkan jika bantuan masker dibiayai International Organization for Migration (IOM), Mission in Indonesia. Organisasi antar Pemerintah utama di bidang migrasi di Indonesia sejak 1979 yang memulai hubungan kerja sama dengan Indonesia sejak resmi sebagai negara pengamat dalam dewan IOM di tahun 1999.

Menjadi salah satu mitra dari UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) atau Komisioner PBB untuk Pengungsi di Indonesia. Mewakili proyek Building Healthy City (BHC) yang didanai United States Agency for International Development (USAID) bekerja sama JSI.

“IOM bantu pembuatan masker ini, kainnya disiapkan dan juga kelengkapannya”, ujar Lies.

Program yang dijuluki “Masker Warga” itu diinisiasi Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) sebagai jaringan dari P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kota Makassar. Sementara masker dijahit shelter warga yang dibina DP3A Makassar serta para buruh Migran di kota ini.

Andi masniawati Z Yusran mengungkapkan terdapat 1684 Imigran di Makassar yang dibiayai negara donor. Umumnya merupakan pengungsi dari negara yang mengalami konflik.

“Di Makassar, ada 1684 pengungsi korban konflik di daerahnya. Mereka menempati akomodasi yang di biayai negara donor”, ungkapnya.

Dari 7000 masker yang diserahkan, 4000 lembar diantaranya diperuntukkan bagi dewasa. Khusus untuk anak-anak sebanyak 600 lembar.

“Saya ikut senang dengan apa yang diserahkan Ibu Gubernur hari ini. Saya sekaligus bangga, karena kepeduliannya kepada anak-anak di tengah pandemi COVID-19 ini”, pungkasnya.

Lanjut dikatakan Masniwati, penerima bantuan sangat senang bisa bertemu Isteri Nurdin Abdullah. Terlebih dengan program berikutnya yang akan direalisasikan PKK SulSel untuk menambah jumlah pemberian masker kepada anak-anak dan disabilitas. (*)