AMBAE.co.id – Takalar. Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar terus menguatkan peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian. Satu daerah yang gencar mendapat perhatian utama yakni Kabupaten Takalar di Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada Rabu, 22 Maret 2023, dilangsungkan penyuluhan terkait Teknologi Produksi Lipat Ganda (PROLIGA). Dihelat sehari di Desa Campagaya, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar sebagai tahapan awal selama kurun waktu 9 bulan berturut-turut.
Merupakan kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam rangka meningkatkan produktivitas cabe. Sedianya, UNHAS menggelar kegiatan itu sejak Maret hingga November mendatang.
Melibatkan Kelompok Tani (POKTAN) setempat, penyuluhan diikuti Penyuluh Desa Parangmata, Nur Asriani SP MP dan Kepala Dusun Borongtaipaya. Tampak pula Amri Daeng Nuntung selaku Kepala Desa Campagaya yang berkesempatan menyampaikan sambutan.
UNHAS melalui tim bentukannya berharap agar Kelompok Tani menyerap ilmu yang disampaikan para narasumber. Tentunya diaplikasikan secara nyata dalam bertani, khususnya tanaman cabe.
“Semoga Kelompok Tani bisa menerapkan tambahan ilmu yang diperolehnya dari kegiatan ini. Nantinya diterapkan dalam berusaha tani cabe, baik saat musim hujan maupun kemarau,” kata Prof Ulfa.
Lanjut dikatakan Ketua Tim yang bernama lengkap Prof Dr Ir Fachirah Ulfa MP, kegiatan yang digulirkannya itu bertajuk “Pelatihan dan Pendampingan Teknologi Produksi Lipat Ganda (PROLIGA) untuk Meningkatkan Produkstivitas Cabe. Timnya beranggotakan sejumlah Dosen dan Mahasiswa dari Fakultas Pertanian UNHAS Makassar.
Gamblang dituturkan, anggota tim dari kalangan Dosen multi bidang keahlian yakni Prof Dr Ir Elkawakib Syamun MP yang intens di bidang pertanian organik, Dr Ir Rafiuddin MP dengan bidang keahlian ekologi. Dosen dengan bidang keahlian hama dan penyakit tanaman, tim mempercayakan Dr Ir Vien Sartika Dewi MS, berikutnya Dr Ir Novaty Eny Dungga untuk bidang keahlian hortikultura, serta untuk bidang keahlian agribisnis, tim menghadirkan Dr Ir Heliawaty.
“Dan beberapa adik-adik kita para Mahasiswa Fakultas Pertanian UNHAS. Kita bersama-sama dengan rekan-rekan Dosen, terjun ke Takalar untuk mengupayakan peningkatan produktivitas cabe disana,” terang dia.
Metode yang digunakan berupa penyuluhan dan pendampingan pembuatan demplot pesemaian dan penanaman cabe. Transfer ilmu diberikan kepada Kelompok Tani, bagaimana menyiapkan benih sehat agar terhindar dari penyakit, seperti virus kuning atau gemini dan ragam virus lainnya yang berpotensi menjangkiti tanaman cabe.
Kelompok Tani juga mendapat pemahaman mengenai metode pemangkasan cabang atau dikenal dengan istilah pinching. Hingga teknik pemupukan dan sistem tanam yang baik, agar produksi cabe dapat meningkat dari sisi kuantitas maupun kualitas.
“PROLIGA ini teknologi yang kita tujukan untuk mengelola perlakuan terhadap tanaman yang lebih baik. Penanganan pembudidayaan cabe, khususnya ya, bisa benar dan tepat,” jelas sang Professor.
Komponen teknologi PROLIGA yang dapat diterapkan, diantaranya penggunaan sistem persemaian sehat, penggunaan varietas unggul yang adaptif, peningkatan populasi tanaman hingga 30.000 tanaman/ha. Ditambah dengan pengelolaan hara, tanah, dan air, serta pengendalian terhadap hama dan penyakit.
Guru Besar UNHAS Makassar itu membeberkan, kegiatan pengabdian pada masyarakat terlaksana, tidak terpisahkan dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Adapun tim yang berkontribusi merupakan salah satu Tim Pengabdian Hibah UNHAS tahun 2023.
Teknologi Produksi Lipat Ganda atau PROLIGA, oleh Ulfa dan timnya diyakini mampu meningkatkan produktivitas nasional yang hanya 8,74 t/ha menjadi lebih dari 20 t/ha. Juga dapat meningkatan efisiensi usaha tani, sekaligus mengurangi kerusakan dan/atau kehilangan hasil produksi yang diakibatkan munculnya serangan hama dan penyakit yang berkisar kurang dari 10 persen.
Tim UNHAS ini terpanggil karena fakta di lapangan, luas lahan pertanian kian terbatas dari waktu ke waktu. Dampaknya terjadi penurunan produktivitas cabe yang memanfaatkan lahan sawah usai ditanami padi. Termasuk pula padi ikut terdampak dari keterbatasan lahan produktif yang ada saat ini.
Permasalahan lain yang cukup berpengaruh, petani cenderung tidak tepat dalam membudidayakan tanaman. Hama dan penyakit tanaman cabe tidak ditangani dengan baik serta kendala atas minimnya sarana dan prasarana pertanian yang memadai. (*)