AMBAE.co.id – Makassar. Pasca ditetapkan masuk 50 Besar sebagai Desa Wisata Terbaik pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, empat desa wisata di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) kian gencar mempersiapkan diri menyongsong tahapan berikutnya. Yang mana akan memuncak dengan dihelatnya Malam Penganugerahan ADWI 2022 pada 27 September mendatang.
Tahapan yang dinanti dalam waktu dekat yakni visitasi terhadap 50 desa wisata di 34 provinsi di Indonesia. Empat diantaranya yang akan dikunjungi di Sulsel yakni Desa Wisata Campaga di Kabupaten Bantaeng, Desa Wisata Matano Iniaku di Kabupaten Luwu Timur, Desa Wisata Barania di Kabupaten Sinjai, dan Desa Wisata Kambo di Kota Palopo.
Persiapan pun telah dirancang kemudian dituangkan ke dalam draft initerary, rundown, serta konsep rute perjalanan. Dipresentasikan masing-masing Kepala Dinas Pariwisata setempat dalam sebuah Rapat Koordinasi yang dilangsungkan di Ruang Rapat Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Provinsi Sulsel pada Selasa, 17 Mei 2022.
“Kami sangat berharap pak Menteri menginap di Bantaeng sebelum lanjut ke tempat lain. Sebelumnya pak Menteri sempat ke Bantaeng, waktu itu beliau menyampaikan kedatangan berikutnya dan ternyata benar (akan) datang,” tutur Harmoni selaku Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantaeng.
Harmoni yang diberi kesempatan pertama memaparkan rencana penyambutan Tim Juri dan juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf/Kepala Baparekraf RI), Sandiaga Salahuddin Uno. Dia berharap Mas Menteri bisa menikmati suasana senja dan malam destinasi wisata di Bantaeng.
“Penyambutan ini tentu akan kita siapkan yang terbaik. Kami rancang ada coffee summit di (Pantai) Seruni atau kalau tim pendahulu beliau menilai, pak Menteri layak menginap di Campaga, maka coffee summit ini ada dua lagi tempat lain akan kami jalankan,” jelasnya.
Lanjut Kadisparbudpora Lutim (Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olah Raga Kabupaten Luwu Timur), Andi Tabacina Akhmad, juga mengharapkan Mas Sandi Uno bisa menginap di homestay yang ada di Desa Wisata Matano Iniaku.
“Pada saat kunjungan nanti, kami siapkan dua Duta Wisata sebagai talent untuk pengambilan video, kami prioritaskan berasal dari Desa Matano. Pak Menteri akan melewati Danau Matano dengan raft (perahu mesin), lalu kita siapkan juga pak Menteri, Sehari Jadi Arkeolog,” kata Tabacina.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Sinjai, Yuhadi Samad menuturkan jika Desa Wisata Barania kini tampil dengan wajah lebih glowing. Itu pun berkat kunjungan Mas Sandi Uno tahun 2021 yang menjadi jualan promosi wisata kepada khalayak.
“Kami siap dikunjungi kedua kalinya oleh Pak Menteri. Dengan segala potensi (wisata), selain Kampoeng Galung, kami coba menawarkan tambahan. Ada Air Terjun Salo Birayya, Titik Seribu Agro Madakko, Kampung KAHA atau Kampung Kopi, dan Katinroang Bissua Pattitoang,” terang Yuhadi.
Menurutnya, kesiapan daerah menyambut kedatangan Tim Visitasi baik itu Tim Juri maupun Mas Menteri beserta tim pendukungnya tidak terlepas dari peran Disbudpar Sulsel yang peduli terhadap Kabupaten dan Kota dengan desa wisata yang berpartisipasi dalam ajang ADWI 2022, utamanya yang lolos hingga 50 Besar.
“Pertemuan ini patut untuk kita apresiasi, tentu karena berangkat dari pengalaman (tahun) kemarin. Bahwa ini langkah berani Disbudpar Sulsel dalam mempersiapkan desa wisata-desa wisata yang akan dikunjungi,” pungkasnya.
Ditambahkan Yuhadi, Kampoeng Galung sebagai salah satu destinasi wisata yang juga menjadi andalan Desa Wisata Barania terus dibenahi. Sejumlah spot baru siap menanti dan memuaskan kunjungan Mas Menteri beserta rombongan.
“Libur Idul Fitri kemarin, sehari itu seribu sampai dua ribuan pengunjung. Makanya Mas Menteri harus datang lagi untuk kedua kalinya,” harapnya.
Presentasi di sesi akhir, tampil membuka dialog yakni Sekretaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kota Palopo, Muhammad Taufiqurrahman. Dikatakan, lebih afdal jika menikmati keindahan Desa Wisata Kambo di malam hari.
Kambo disebutnya pemicu untuk membangkitkan desa wisata lainnya. Ibaratnya iklan parfum X yang populer di zaman dulu, koordinasi pun terus dibangun dengan stakeholder untuk memantapkan rencana penyambutan kunjungan lapangan oleh Kemenparekraf/Baparekraf RI.
“Kami terus melakukan konsolidasi. Posisi (presentasi) kami juga di sesi terakhir ini ada hikmahnya, kami mengambil dua hal. Pertama itu, mencuri ilmunya para pendahulu (Bantaeng, Lutim, dan Sinjai). Kedua, mendapatkan arahan Disbudpar Sulsel,” tutur Taufiq.
ADWI 2021 lalu, Desa Wisata Kambo harus berpuas diri hingga 100 Besar. Namun, kejutan datang di tahun 2022 setelah dinobatkan sebagai satu dari 50 desa terbaik di Indonesia.
“Surprise di 2022 karena masuk 50 Besar. Kemarin kita hanya sampai 100 Besar,” tambahnya.
Keinginan empat desa wisata dari empat daerah itu direpon baik Sekretaris Disbudpar Sulsel, D Khaddafi. Dirinya mengimbau agar konsep penyambutan agar Mas Menteri bisa menginap di masing-masing desa wisata, bisa diajukan ke Kemenparekraf/Baparekraf RI.
“Usulkan saja dengan itu tadi, permintaan supaya Pak Menteri nginap. Nanti diputuskan oleh Pak Menteri dan timnya” tegasnya.
Tapi lanjut disampaikan, sebaiknya tetap menyiapkan dua opsi. Ditegaskan pula, ADWI tidak sepenuhnya kompetisi, namun bagian tak terpisahkan dari upaya pemerintah dan seluruh unsur pentahelix untuk mengembangkan dan memajukan desa wisata dengan mengidentifikasi potensinya.
“Ini bagian kita membangun sinergi bersama, bagaimana destinasi pariwisata di Sulsel tumbuh bersama. Ini kompetisi tapi damai,” kunci Devo, sapaan akrabnya.
Terkait konsolidasi dan koordinasi yang berkesinambungan, dia mengintruksikan jajarannya untuk membuka ruang komunikasi efektif melalui WhatsApp Group. Ditambah pembinaan dengan memprioritaskan empat desa wisata tersebut.
Untuk diketahui, rapat hingga petang itu dihadiri Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, Bruno S Rantetana, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat, M Ibrahim Halim, Kepala Seksi Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Pariwisata, Kirana Halim, dan Kepala Seksi Kerjasama, Erni Mappiare. Tampak pula Kepala Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Firman M Maddolangeng. (*)