Toraja International Festival 2021 Berjaya di H+1

 

Off Air TIF ke-9 2021.
Performance penampil Toraja International Festival ke-9 pada Minggu malam (05/09/21).

AMBAE.co.idToraja Utara. Pelaksanaan Toraja International Festival tahun 2021 begitu meriah secara Off Air di Rante Buntu Pempon, Kecamatan Balusu, Kabupaten Toraja Utara pada Minggu malam (05/09/21). Sehari lebih telat dari jadwal ditentukan, di mana hari H seharusnya Sabtu malam, 4 September 2021.

Meski di hari H itu telah dibuka secara resmi oleh Direktur Event Daerah, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegitan (Event), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (KemenParEkRaf RI), Reza Fahlevi didampingi Bupati TorUt (Toraja Utara), Yohanis Bassang.

Namun performance dari para penampil harus ditunda karena kendala teknis pada kelistrikan serta kondisi hujan tidak bersahabat. Karenanya, dialihkan agar tetap bisa dilangsungkan, para penampil pun masih tetap berada di TorUt terutama rombongan penari Pepe-peke Baine yang didatangkan dari Kabupaten Gowa.

Event bertaraf internasional yang dikenal dengan TIF ini merupakan yang kesembilan kalinya digelar sejak 2013. Kali ini harus dilaksanakan hybrid, yang mana On Air nanti di tanggal 12 September 2021 melalui YouTube channel yang dikelola Lokaswara Project yang juga adalah penggagas acara.

Read:  Gubernur SulSel Minta Agar Geopark Maros Pangkep Dijaga Keasliannya

Serupa dengan 8th TIF tahun 2020, kala itu dihelat di To’tombi, Kampung Lolai, Lembang (Desa) Benteng Mamullu, Kecamatan Kapalapitu, Negeri Di Atas Awan yang menjadi destinasi unggulan TorUt. Bedanya, penampil kali ini kesemuanya dari SulSel (Sulawesi Selatan).

Sementara tahun 2020, beberapa di antaranya dari luar negeri seperti Amerika, Itali dan India. Termasuk kesenian dan kebudayaan Bali turut memeriahkan sejak gelaran TIF ke-7 di Ke’te Kesu, Rantepao.

Tahun ini, berpartisipasi penampil berikut ragam seni dan budaya yakni Barana Choir, Gellu Tungga’ Dance, Karombi, Tomina, Ma’lambuk, Ondo Samalele Dance. Selanjutnya Ma’dandan, Ma’daga, Ma’nganda, Ma’pelle, Ma’nimbong.

Read:  Video: Penguatan Data Koleksi Museum Karaeng Pattingalloang

Sedangkan Gezo-gezo dari Mamasa dan Pepe-pepe Baine dari Gowa menjadi pamungkas, diundang khusus dari luar Toraja. Reza menyambut baik dan mengapresiasi penuh event yang kini tercatat bagian dari Kharisma Event Nasional oleh KemenParEkRaf/BaParEkRaf (Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) RI.

“Malam ini amat luar biasa yang penuh nilai-nilai tradisi dan konten lokal warisan budaya Kabupaten Toraja Utara”, sebut dia saat membuka acara, Sabtu malam (07/09/21).

Penerapan protokol kesehatan tidak lupa dikedepankan. Hal itu pun direspon baik Reza mewakili MenParEkRaf/Ketua BaParEkRaf RI, Sandi Salahuddin Uno.

Pandemi COVID-19 disebutnya telah memberi dampak begitu besar terhadap sektor pariwisata. Membutuhkan inovasi dan adaptasi agar segera pulih dan bangkit menyambut wisatawan yang diharapkan lebih banyak berkunjung dibanding saat ini.

“Tentu dengan menerapkan protokol kesehatan yang disiplin dan ketat. Jadi kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Kabupaten Toraja Utara, tepuk tangan untuk pak Bupati”, ujar Reza.

Performance di malam Senin itu sekaligus menjawab kekecewaan penampil yang batal tampil. Diketahui Sabtu malam sebelumnya, hujan mengguyur deras hingga larut malam, belum lagi mesin generator pembangkit listrik tenaga diesel mengalami kendala teknis.

Read:  Akankah Kursi Ketua Karang Taruna Bantaeng Diduduki Talib?

Membuat penerangan dan suplai listrik ke perangkat audio system terhambat. Bupati TorUt dan tetamu dibuat gelisah, sesekali memanggil panitia pelaksana melakukan upaya penanganan cepat, hanya saja tidak mudah mengalahkan alam.

Alhasil, Minggu malam sukses memberikan kesempatan kepada tiap penampil mempersembahkan karya seni dan budaya yang diusungnya. Pukul 20:00 WITA pada tanggal 12 September nanti patut dicatat adan diagendakan untuk menonton seperti apa hasilnya melalui YouTube. (*)