Denny Irawan Saardi: Cintai Museum, Hargai Budaya

 

Denny Irawan Saardi (kiri) didampingi Kemal Redindo Syahrul Putra membuka kegiatan Sosialisasi Peningkatan Pemahaman Museum di Grand Maleo Hotel, Makassar (15/07/21).

AMBAE.co.idMakassar. Dalam rangka meningkatkan pemahaman museum kepada masyarakat, Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (DisBudPar SulSel) menggelar sosialisasi. Tepatnya Kamis (15/07/21) di Grand Maleo Hotel yang berlokasi di Jalan Pelita Raya 8 Nomor 1 Kota Makassar.

Denny Irawan Saardi selaku Kepala DisBudPar SulSel hadir langsung bersama Sekretaris DisBudPar SulSel, Kemal Redindo Syahrul Putra. Sebelum membuka acara, dia dimandat menyampaikan arahan.

Dikatakan bahwa museum telah mengalami transformasi selama kurun waktu 1 dekade terakhir. Museum di era 90-an ke bawah lebih banyak dijadikan tempat rekreasi dan edukasi, kini cenderung dimanfaatkan untuk mempromosikan daerah.

“Tidak semua orang mengenal museum. Seiring perkembangan zaman, museum menjadi pembelajaran untuk mengevaluasi diri bagaimana kita berkembang ke depan. Di museum bisa kita temukan sejarah dan budaya daerah dan bangsa kita, bagaimana perlawanan pendahulu kita melawan penjajah”, ungkap Denny.

Keberadaan museum diharapkan bagian penting untuk menghargai sejarah, adat, budaya serta menghargai segala hal yang telah diberikan anak bangsa di masa lalu. Berkembang tidaknya suatu bangsa tidak terlepas dari evaluasi atas pengalaman masa lalu menuju lebih baik lagi.

“Kita cinta museum, berarti kita mencintai budaya peradaban bangsa kita. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan mencintai sejarah dan budayanya”, tukasnya.

Dia pun mengajak peserta sosialisasi banyak menggali informasi terkait keberadaan museum untuk kemudian menjadi dasar pembelajaran ke depan. Satu di antaranya Museum Karaeng Pattingalloang.

“Museum ini ada di Selatan, antara Makassar dan Gowa. Saya kira kita belum semuanya tahu tentang Museum Karaeng Pattingalloang. Kalau kita datang kesana, maka kita akan masuk ke kawasan besar di Benteng Somba Opu. Semua informasi terkait perlawanan bangsa kita khususnya Sulawesi Selatan, bisa kita lihat di dalamnya”, jelasnya.

Menyinggung kembali promosi daerah, Denny berharap generasi muda dapat melanjutkan tongkat estafet perjuangan daerah dan bangsa. Bagaimana mengharumkan daerah di kancah nasional dan dunia melalui karya-karya produktif. Belajar pada benda antik di museum, kiranya bisa menginspirasi muncul dan berkembangnya produk baru dan terbarukan.

Sosialisasi sehari itu diikuti sekira 75 orang. Umumnya merupakan pelajar SMP, SMA, SMK dan mahasiswa. Turut berpartisipasi para dosen dari berbagai perguruan tinggi di Makassar.

“Peserta kegiatan kita hari ini sebanyak 75 orang pelajar, mahasiswa dan dosen. Sosialisasi Peningkatan Pemahaman Museum Bagi Masyarakat, khususnya Pengelola Museum, Dosen, Guru dan Peserta Didik bertujuan untuk meningkatkan kunjungan Museum Karaeng Pattingalloang serta meningkatkan pemahaman terhadap museum”, terang Kepala Bidang (Kabid) Sejarah dan Cagar Budaya, Andi Hasnul Hasanuddin dalam laporannya.

Tiga Narasumber mengisi durasi sosialisasi hingga Kamis siang yakni Andini Perdana dari Balai Pelestarian Cagar Budaya dan Hj Andi Ima Kesuma, Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM). Sementara Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan KemDikBud RisTek RI (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia), Judi Wahjudin memaparkan materi secara virtual dari Jakarta melalui Zoom Cloud Meeting. (*)