AMBAE.co.id – Bantaeng. Di sela-sela kunjungannya ke Kebun Strawberry di Kabupaten Bantaeng, Gubernur SulSel (Sulawesi Selatan), HM Nurdin Abdullah mengungkapkan kisah strawberry bisa ada di Bantaeng. Bahkan jadi favorit wisatawan hingga saat ini.
“Strawberry kita ini di Bantaeng manis. Dan besar-besar, beda yang lain, biasanya kecut”, tuturnya.
Digambarkan, di masa kepemimpinannya sebagai Bupati Bantaeng sekitar 12 tahun silam, dirinya mengulik potensi alam daerah itu. Lanjut dengan mengedukasi petani untuk bisa menanam strawberry.
Sebagai inisiator, dia mengirim para petani belajar ke Pulau Jawa. Tepatnya di Malang, Jawa Timur dan Ciwidey di Jawa Barat.
“Waktu itu kita bawa petani study banding. Belajar di kebun apel di Malang, juga ke Ciwidey di Jawa Barat belajar strawberry”, ungkapnya sembari merasakan strawberry di Kebun Strawberry Agrowisata yang ada di Desa Bonto Tallasa, Kecamatan Ulu Ere pada Selasa (02/02/21).
Ada perbedaan mencolok kata dia dibanding strawberry di daerah lainnya di Indonesia. Demikian halnya apel yang juga ditanam di kecamatan yang sama di Bantaeng.
Pasca belajar dari Jawa, Nurdin Abdullah sebagai Bupati Bantaeng di periode pertamanya (2008-2013) mendatangkan Konsultan dari Jepang. Sekaligus membawa bibit khas Jepang, membuat strawberry dan apel berbeda dari sisi rasa dan ukuran pada khususnya.
Alasan lain, Bantaeng memiliki struktur tanah yang cocok ditanami komoditas tersebut. Kondisi geografis turut menunjang, Bantaeng terbagi ke dalam 3 klaster yakni pesisir, dataran rendah dan dataran tinggi.
“Strawberry ini cocok di dataran tinggi. Jadi sudah lama ini kita kembangkan, Alhamdulillah terbantu bibit dari Jepang dan juga bentang alam Bantaeng yang luar biasa, ada 3 dimensi, jadi memang beda”, kata Gubernur yang kerap disapa NA.
Jebolan negeri Sakura itu berharap Pemerintah Kabupaten Bantaeng dapat terus mendorong pengembangan strawberry. Pemerintah mesti hadir menyokong masyarakat khususnya petani melalui penyediaan sentra pembudidayaan.
“Awalnya, Pemerintah yang lakukan pengembangan. Sekarang masyarakat, Pemerintah hadirkan sentra pembudidayaan, tapi dikelola masyarakat”, imbuhnya.
Selain di Desa Bonto Tallasa dan juga Desa Bonto Lojong yang jadi cikal bakal pengembangan kedua komoditas itu, NA berharap agar Bupati Bantaeng bisa mengembangkan di desa lainnya. Saat itu H Ilham Azikin sebagai Bupati turut hadir bersama sejumlah Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lingkup Pemerintah Kabupaten Bantaeng.
Pada kesempatan sama, H Basing selaku Kepala Desa Bonto Tallasa memaparkan bahwa wilayah itu berada di ketinggian 600 Mdpl. Sangat cocok sebagai lokasi pengembangan strawberry.
“600 Meter ketinggian di sini dari permukaan laut. Pengembangan strawberry, tumbuh subur di sini”, jelasnya.
Potensi itu bagi dia, sebagai peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena diyakini mampu menunjang perekonomian. Pada tatanan kelembagaan Pemerintahan, diharapkannya akan mengharumkan nama desa utamanya pada sektor pertanian dan pariwisata. (*)