
AMBAE.co.id – Makassar. Tasya (13) kembali melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Labuang Baji yang beralamat di Jalan Dr Ratulangi Nomor 81, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Senin (11/01/21). Dikesempatan itu dirinya menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Isteri sang Gubernur SulSel (Sulawesi Selatan) saat ini.
Adalah Hj Liestiaty F Nurdin, Isteri dari HM Nurdin Abdullah atau akrab disapa NA sebagai Gubernur SulSel. Lies sapaannya, tak lain adalah Ketua Bunda PAUD Provinsi SulSel sekaligus Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Ketua Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah), Ketua PERWOSI (Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia), Bunda FASS (Forum Anak Sulawesi Selatan), Bunda Baca dan Ketua YKI (Yayasan Kanker Indonesia) serta beberapa organisasi lainnya di SulSel.
“Iye’ (iya) Alhamdulillah, ma kasih (terima kasih) semua dukunganta selama ini dari nda’ (tidak) bisa bangun, sekarang bisama (sudah bisa) jalan. Terima kasih Bunda Lies, Ibu Gubernurku dan Bapak Gubernur”, ucap Tasya terbata-bata.
Diketahui Lies telah menyalurkan bantuannya selama pengobatan hingga perawatan dan proses penyembuhan Tasya. Setibanya di rumah sakit itu pada Kamis, 5 November tahun lalu, Lies memfasilitasi Tasya untuk dioperasi.
Pada akhirnya sembuh setelah menjalani operasi amputasi dan perawatan. Saat ini kata Tasya kepada AMBAE, dirinya harus kontrol secara berkala agar kondisi kesehatannya tetap stabil serta bisa berjalan kembali.
“Bunda, Alhamdulillah sehat ma (Saya sudah sehat). Sekarang kontrol ka (sedang menjalani kontrol) lagi di sini di Labuang Baji, bisa ma (Saya sudah bisa) juga berdiri”, tambahnya yang minta pesannya disampaikan ke Bunda PAUD SulSel.
Hanya saja, sejauh ini Tasya belum bisa berjalan. Dibutuhkan alat tambahan berupa tongkat hingga dirinya bisa berjalan normal.
Betapa tidak, dia harus rela kehilangan salah satu kakinya demi memutus mata rantai penyebaran tumor ganas yang diidapnya. Apalagi 6 bulan, barulah mendapat perawatan atas tangan dingin seorang Isteri orang nomor satu di SulSel.
“Cuma tidak ada pi (tidak jua ada) tongkatku. Jadi belum pa bisa belajar jalan sendiri”, jelas dia dengan Bahasa Makassar berdialeg Bantaeng yang begitu kental.
Terkait keinginannya memiliki tongkat, dia minta agar tidak dibebankan kepada Lies. Menurutnya, sudah begitu banyak bantuan yang diterimanya.
“Saya dikasi 10 juta, sudah itu dirawat gratis lagi. Ada banyak dokter hebat merawat, ada juga yang ditugasi kontrol ka (mengontrol Saya) waktu di rumah sakit, terus semua keluargaku ditanggung”, kenang Tasya.
Karenanya untuk mendapatkan tongkat, Tasya berharap bisa membelinya secara pribadi. Cukuplah kedermawanan dan semangat yang dicurahkan Lies dan NA kata dia, menjadi penyemangat baginya dan keluarganya untuk menjalani hidup dengan penuh rasa syukur. (*)