AMBAE.co.id – Makassar. Disela-sela kunjungan Hj Liestiaty F Nurdin di lokasi pengungsian korban banjir, dirinya menyempatkan menggendong seorang bayi berusia 11 hari. Diberi nama Safana oleh Ibunya, Ani Rahayu, bayi ini sudah menempati pengungsian selama kurang lebih 2 hari.
Sikap Lies ini sentak menarik perhatian pengungsi lainnya, apalagi sejak tiba Lies sudah bertanya terkait keberadaan anak dan bayi di lokasi itu. Sekitar 15 menit, Safana berada di pangkuan Lies tanpa tangisan ataupun gelisah.
“Senangnya anak ini dipangku Ibu Gubernur (Red: Isteri Gubernur SulSel, HM Nurdin Abdullah) ya”, singkatnya sembari mengayun-ayunkan Safana di dalam Masjid Jabal Nur di Jalan Biola 9 Blok 10, Perumnas Antang, Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar pada Senin pagi (21/12/20).
Dia yang juga Ketua Bunda PAUD serta Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi SulSel (Sulawesi Selatan) menghimbau sang Ibu untuk tetap memberi asupan ASI (Air Susu Ibu) ke Safana. Terlebih usianya masih baru dan bergantung penuh Ibunya.
“Perhatikan ya sayang ASI-nya. Kalau bisa ASI saja terus, jangan dulu kasi susu formula biar IQ (Intelligence Quotient) anaknya bagus”, imbuh Lies dengan logat Makassar.
Masih saat di pangkuan Lies, Ibu yang akrab disapa Mama Ayu menerangkan bahwa Safana merupakan anak ketiga yang lahir di rumah sakit di Makassar. Dua lainnya yakni Nur (3) dan Salsa (2) dibawa serta ke pengungsian.
Demikian halnya Ibunda dari Mama Ayu, Dewi (49). Menempati lokasi pengungsian dan mendapat kunjungan langsung Isteri dari orang nomor satu SulSel itu, baginya sangat membanggakan.
“Terima kasih Ibu Gubernur sudah datang dan memberi bantuan. Mudah-mudahan Allah Swt membalas dengan kesehatan dan kesuksesan, rezekinya juga tambah bagus”, ujar Mama Ayu.
Sementara Dewi yang dikonfirmasi AMBAE menyebutkan, dirinya sehari-hari membantu Ayu menjaga ketiga cucu. Dewi juga menunjukkan sejumlah bantuan yang diterimanya, Lies tak lupa memberi minyak telon secara khusus untuk Safana.
Pengungsi lain juga menerima bantuan yang diserahkan satu persatu, termasuk beberapa anak. Sementara mereka yang memilih tetap tinggal di rumah, bantuan akan disalurkan melalui Pemerintah setempat. (*)