Cuma 3 Usulan Warisan Budaya Tak Benda dari SulSel

Peserta dari Luwu Timur memaparkan usulan Warisan Budaya Tak Benda (07/10/20).

AMBAE.co.id – Makassar. Diprakarsai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI), digelar Sidang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2020 sesi ketujuh. Menghadirkan perwakilan seluruh provinsi yang ada dengan masing-masing usulannya.

Sidang digelar melalui virtual pada Rabu (07/10/20), untuk SulSel sendiri dipusatkan di Gedung Mulo, Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (DisBudPar) SulSel di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 23 Kota Makassar.

Kali ini cuma 3 usulan mengingat masa pandemi COVID-19 masih mendera. Padahal SulSel menyiapkan 26 usulan sejak awal.

Namun dibulan Agustus diputuskan 21 saja, berlanjut hingga sebelum sidang penetapan, merosot ke angka 3 saja. Ketiganya yakni Seni Pertunjukan Tarian Moriringgo dari Kabupaten Luwu Timur serta Seni Pertunjukan Tari Sere Bissu Maggiri dan Kerajinan Tradisional Kawali Gecong dari Kabupaten Bone.

“Awalnya kita usulkan sebanyak 26, berubah menjadi 21 dan terakhir hanya 3 saja. Kenapa begitu? sisanya tidak mendapat rekomendasi karena adanya pandemi, kita tidak bisa tatap muka dengan Tim Ahli dan tidak bisa datang kesini, akhirnya tisak bisa memberi rekomendasi”, jelas St Arifah selaku Kepala Seksi Sejarah dan Nilai Tradisional DisBudPar SulSel.

Tambah Arifah, perwakilan dari Luwu Timur dan Bone sengaja dihadirkan untuk memaparkan di hadapan Tim Ahli melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting. Tentu kata dia, dengan sidang terakhir tersebut diharapkan agar Tim Ahli menyetujui pengusulan.

Betapa tidak, jika sudah ditetapkan oleh Kemdikbud RI, maka akan memudahkan untuk mengusul lebih lanjut sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO. Syarat utamanya myang harus dipenuhi ada 4

Pertama, perlindungan berupa egulasi yang bisa melindungi secara hukum. Berikutnya terkait pengembangan sehingga bisa disesuaikan dengan zaman.

Ketiga diperlukan pembinaan, apakah Pemerintah intens melaksanakan kegiatan demi kelestarian. Dan terakhir pemanfaatan, misalnya kapan dipentaskan.

Harapan serupa datang dari Sekretaris DisBudPar SulSel, Kemal Redindo Syahrul Putra saat memberi arahan sebelum SulSel diberi kesempatan pemaparan di Webinar sekitar pukul 17.00 Wita pada Rabu sore.

“Memang dimasa pandemi ini, sektor pariwisata itu paling kena dan juga ada kebudayaan di dalamnya. Oleh karena itu, memang patut menjadi perhatian, Saya kira 3 yang kita ajukan ini perlu mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak”, imbuhnya.

Saat itu dia menerangkan jika dirinya mewakili KadisBudPar SulSel. Dikatakan bahwa Denny Irawan Saardi selaku Kadis sedang menjalankan tugas kedinasan di Provinsi Jawa Barat. (*)