Nurdin Abdullah Pastikan Pemerintah Hadir Menangani Daerah Terdampak Bencana

Upaya penanganan bencana alam di SulSel.
Gubernur SulSel (kedua dari kiri) meninjau lokasi bencana di daerah (12/01/20).

AMBAE.co.id – Makassar. Sebanyak 17 daerah di SulSel terkena dampak yag ditimbulkan bencana alam banjir, angin kencang dan angin puting beliung sepekan lalu.

Gubernur SulSel, HM Nurdin Abdullah turun langsung ke lokasi bencana. Roadshow dari daerah satu ke yang lainnya dan meminta semua pihak agar bergerak memberikan bantuan.

“Kita ambil langkah cepat menyelesaikan persoalan banjir dan angin kencang yang dialami masyarakat kita di SulSel”, tuturnya, Senin (13/01/20).

Hal utama yang ditekankan Nurdin yakni pemenuhan kebutuhan dasar serta perbaikan rumah warga yang rusak. Dia juga menyampaikan belasungkawa khususnya korban meninggla dunia.

“Untuk warga kita yang mengalami bencana, Saya secara pribadi dan mewakili Pemprov SulSel menyampaikan rasa duka mendalam”, ujar dia.

Gubernur yang akrab disapa NA itu meminta seluruh daerah yang terkena dampak bencana, agar melakukan pendataan dan pencatatan. Dengan begitu dapat terinventarisir jumlah maupun kondisi terkini kerusakan dari rumah warga dan fasilitas Pemerintah.

“Harapan kita, Kabupaten/Kota segera mendata kondisi di daerahnya yang terkena dampak bencana”, imbuh NA.

Dari 41 kejadian, dampak dirasakan 5.102 jiwa dan 5.103 unit rumah rusak. Untuk rusak berat sebanyak 340 unit, 518 unit rusak sedang dan rusak ringan mencapai 2.396 unit.

Read:  Gubernur SulSel Hadiri Puncak Hari Jadi Maros ke-61: Jalan Nyaman Karena Bupati

Data ini dicatatkan BPBD SulSel per 12 Januari 2020. Pada prasarana pendidikan sekolah, 15 unit mengalami kerusakan.

Berikutnya 5 unit rumah ibadah, 6 unit sarana kesehatan, 8 unit kantor, sawah seluas 3.205 Hektar dan 33 unit kios.

Disamping itu terdapat 2 orang korban jiwa yakni di Kabupaten Barru 1 orang dan 1 orang lagi di Kabupaten Soppeng. Data ini dihimpun hingga 13 Januari 2020.

Sementara data bencana secara rinci pada 12 Januari 2020 dialami 6 daerah, masing-masing Kabupaten Wajo, Maros, Soppeng, Pinrang, Barru dan Sidrap.

Read:  Pasca Dilantik, APPMI Sulsel Pertontonkan Busana Mentereng

Di Wajo, angin kencang terjadi di Kecamatan Tanasitolo, sekitar pukul 05:00 Wita. Curah hujan tinggi dan angin kencang disinyalir menjadi penyebabnya.

Karenanya 1 unit rumah rusak berat. Terkait penanganannya, Tim TRC BPBD Kabupaten Wajo berkoordinasi Pemerintah setempat dan segera melakukan assessment.

Bencana juga dialami Kabupaten Maros. Angin puting beliung terjadi sekitar pukul 06:00 Wita di Dusun Bugis, Desa Tenrigangkae, Kecamafan Maros dan Danma Tompobulu, Deaa Mangelerong, Kecamatan Mandai.

Curah hujan yang tinggi juga menjadi penyebab utama. Ditambah angin bertiup kencang menyebabkan kerusakan pada 1 unit pabrik pengolahan kayu dan 7 unit rumah.

Untuk kejadian di Kecamatan Donri-donri dan Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng berupa bencana banjir. Sama halnya dipicu curah hujan tinggi, berdampak pada meluapnya Sungai Leworeng.

Banjir juga terjadi di Kabupaten Pinrang sekitar pukul 12:30 Wita. Tepatnya di 8 kecamatan yakni Cempa, Mattiro bulu, Watang Sawitto, Patampanua, Paleteang, Duampanua, Suppa dan Tiroang. Sawah seluas 75 Hektar terendam di Desa Matunrutunrue serta 164 Hektar di Desa tanratuo Kecamatan Cempa.

Read:  Aktivis Mahasiswa Bantaeng Harap Legislator Baru Tolak Dana Aspirasi

Merendam pula 500 Hektar sawah di Kelurahan Siparappe serta puluhan desa lainnya di Kecamatan Watang Sawitto. Lagi-lagi dipicu curah hujan dengan intensitas tinggi.

Untuk kejadian cuaca ekstrim di Kabupaten Barru sekitar pukul 10:30 Wita, dialami Dusun Buludua di Desa Balusu. Karena curah hujan tinggi disertai angin kencang berdampak pada 121 KK, sedang kerusakan masih belum diketahui pasti.

Berikutnya banjir melanda Kecamatan Maritengngae, Panca Lautang, Watang Pulu, Dua Pitue, Baranti dan Tellu Limpoe di Kabupaten Sidrap sekitar pukul 14:45 Wita.

Dipicu angin kencang dan derasnya hujan selama 3 hari. Mengakibatkan ratusan rumah dan areal sawah terendam. (*)