AMBAE.co.id – Bantaeng. Meski bukan ciptaan baru, kreatifitas yang ditunjukkan pemuda Sinoa patut diacungi jempol. Syahrul, pemuda Desa Bonto Maccini, Kecamatan Sinoa, Kabupaten Bantaeng berhasil mempercantik salah satu area di desanya menjadi destinasi wisata.
Dia bersama rekannya memprakarsai sekaligus menamainya “Puncak Sinoa”. Terdapat satu tempat duduk menyerupai kendaraan roda dua atau sepeda motor yang bisa dijadikan spot selfie.
Motor tanpa penggerak itu dirangkai dari kumpulan ban bekas serta beberapa barang tak terpakai lainnya seperti tudung kipas angin. Pengunjung akan dimanjakan dengan warna-warna cerah, sementara di sisi Selatan spot itu tampak menghampar Kota Bantaeng yang didominasi warna hijau dan biru.
Tulisan “Puncak Sinoa” juga terpampang jelas di sisi kiri Jalan Poros Bantaeng menuju Loka di Kecamatan Ulu Ere. Bahan yang digunakan juga masih sama yakni barang-barang bekas yang justru dianggap tak bernilai lagi oleh sebagian orang.
Syahrul menyampaikan jika idenya itu berangkat dari sebuah niat ingin melihat desanya tidak kumuh. Pasalnya di koordinat 5 derajat 30 menit 16 detik LS dan 119 derajat 55 menit 48 detik BT (-5,5043913, 119,9300931) itu kerap dijadikan pengunjung yang mampir di gazebo di sekitarnya untuk membuang sampah.
“Berawal kerisauan teman-teman memaksimalkan potensi wisata di desa kami. Dulunya ini lumayan kumuh karena sering ditempati buang sampah”, jelasnya.
Diketahui ada beberapa gazebo di sisi kanan dan kiri spot selfie Puncak Sinoa. Sedang di depannya terdapat sebuah cafe yang selama ini ramai dikunjungi, khususnya mereka yang ingin bertandang ke Kawasan Agrowisata Ulu Ere.
“Bahan yang digunakan umumnya bekas ban mobil, ban motor dan botol Plastik. Kita berupaya mendukung kampaye pengurangan sampah plastik untuk menyelamatkan bumi”, ujarnya.
Puncak Sinoa dapat dengan mudah dikunjungi, hanya berjarak kurang lebih 6,1 Kilometer dari pusat wilayah kota Bantaeng atau sekitar 456 Meter sebelum Kantor Camat Sinoa.
Lanjut Syahrul, pemuda Sinoa secara sukarela menyiapkan spot selfie itu. Untuk material, sebagian sumbangsih warga Desa Bonto Maccini
Dia berharap dampak negatif kemajuan teknologi seperti hadirnya game dapat diminimalkan dengan adanya Puncak Sinoa. Terlebih spot itu kata Syahrul mendapat respon positif masyarakat hingga saat ini.
Demikian halnya Pemerintah setempat, baik Camat maupun Kepala Desa. Hal itu terungkap dari Adi yang mengaku sebagai Pendamping Desa Bonto Maccini.
“Bapak Camat dan Bapak Kepala Desa mengapresiasi serta mendukung langkah pemuda. Beliau menyebut ini bagus karena memberi kesan sejuk bagi Sinoa khususnya Bonto Maccini”, ungkap Adi kepada AMBAE, Minggu sore (15/12/19).
Meski begitu, Adi tetap berharap Pemerintah lebih memperhatikan lagi kreatifitas warganya demi keberlangsungan spot itu ke arah yang lebih baik. Ditegaskan jika pembangunan sejatinya dari desa untuk Bantaeng yang lebih jaya. (*)