AMBAE.co.id – Bantaeng. Penghujung bulan November menjadi penanda besar terhadap gerakan literasi dan lingkungan di Kabupaten Bantaeng. Ditandai kegiatan Grand Opening Duta Literasi Lingkungan (Lilin) di SMA Negeri 1 Bantaeng, Sabtu (30/11/19).
Hadir membuka sekaligus meresmikan adalah Bupati Bantaeng, H Ilham Azikin. Tampak pula Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bantaeng, Estha Karim, Kepala SMA Negeri 1 Bantaeng, Andi Harun serta para Mentor Duta Lilin.
Diantaranya Pembina Kemah Buku Kebangsaan (KBK) yakni Takdir, Ahmad Ismail dan Jamal, Rahman Ramlan dan Sulhan Husuf dari Bonthain Institute. Berikutnya Syahrul Bayan selaku Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik dan Persandian sekaligus Pimpinan Bantaeng TV serta Abdul Azis selaku Manager AMBAE yang mana keduanya menjadi media partner Duta Lilin.
Dalam sambutannya, Ilham Azikin mengajak para Duta dan Pembina menjadikan momen itu sebagai langkah besar untuk semakin membudayakan kepedulian pada literasi serta lingkungan khususnya bagi generasi muda yang saat ini sedang menimba ilmu di bangku SMA dan sederajat.
“Kita berharap ini jadi momentum untuk gerakan literasi dan lingkungan yang semakin membaik dan tentu semakin berkualitas. Menjadi cermin bagi sekolah dan komunitas lainnya di Kabupaten Bantaeng”, pungkasnya.
Menurut Bupati yang terbilang masih muda itu, literasi dan lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab generasi muda terutama anak sekolah. Namun sesungguhnya semua elemen Masyarakat dan Pemerintah harus ambil bagian penting sesuai kapasitas dan bidang kerjanya.
“Literasi dan lingkungan adalah 2 hal yang menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya kita meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia serta kualitas kepekaan pada bumi yang kita pijak. Kerja-kerja literasi dan lingkungan tanggung jawab semua pihak”, tuturnya.
Dia pun berharap semoga warna warnin Taman Baca yang diresmikan pula hari itu tidak memudar seiring waktu berjalan. Warna dan warni yang termaktub ke dalam sebuah perjuangan, semangat serta optimisme yang diimplementasikan secara nyata dan berkesinambungan.
Sejalan dengan penekanan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud RI), Nadiem Makarim yang menginginkan lahirnya merdeka belajar. Tidak lagi terkungkung dengan upaya memenjarakan ide, kreatifitas dan pikiran dengan pola lama yang tidak efektif.
Ilham mengatakan jika apa yang dilakukan Duta Lilin, KBK beserta Mentor, Pembina dan seluruh relasinya merupakan perwujudan dari merdeka belajar. Bahkan telah mendahului ide besar Mendikbud RI.
Taman Baca seyogyanya dimanfaatkan seluas-luasnya sebagai wadah untuk melahirkan kemerdekaan belajar bagi guru dan pelajar. Termasuk warga masyarakat sekitar dalam rangka memaksimalkan fungsi Taman Baca itu sendiri yang berbeda dengan perpustakaan yang kerap disebut hanya hadir sebagai label. (*)