AMBAE.co.id – Makassar. SulSel EXPO 2019 yang digelar di Celebes Convention Centre, Kota Makassar diwarnai dengan sebuah Talk Show dengan menghadirkan Hj Liestiaty F Nurdin sebagai pembicara.
Dia yang juga adalah Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi SulSel (Sulawesi Selatan) mengangkat tema sentral terkait bahaya plastik yang saat ini menjadi salah satu isu nasional untuk disikapi.
Ditegaskan kepada pelajar dari beberapa SMA dan SMK yang hadir agar dalam menggunakan plastik bisa lebih bijak. Betapa tidak, plastik telah mencemari lingkungan karena ulah manusia.
“Anak-anakku sekalian harus mengetahui dampak plastik bagi lingkungan. Mari kita bijak menggunakannya, tentu tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai”, imbuh Lies.
Gerakan itu seyogyanya digalakkan dan dibudayakan sedini mungkin agar bumi dan lingkungan sekitar kita pada khususnya bisa lestari dan nyaman. Generasi muda di lingkungan sekolah itu kata Lies, harus ambil bagian dalam melestarikan lingkungan.
“Alhamdulillah hari ini, untuk kesekian kalinya kita kembali mensosialisasikan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai”, ungkapnya.
Talk Show yang mengusung tema “Bahaya Limbah Plastik Bagi Lingkungan” itu dimanfaatkan Lies dengan mengajak para pelajar membawa tumbler ke sekolah. Selanjutnya menyebarkan pesan kebaikan itu ke teman-temannya, keluarga dan kerabat masing-masing.
“Semua harus rajin bawa tumbler ya! Nanti di sekolah, Bapak dan Ibu Guru akan menyiapkan dispencernya”, tuturnya.
Dispencer ini sebaiknya disediakan pihak sekolah di tiap kelas. Sehingga siswa dan siswi lebih dekat dan dibiasakan mengisi air minum dari dispencer ke tumblernya, bukan lagi mengkonsumsi air minum kemasan sekali pakai.
Lies memberi gambaran saat dirinya masih bermukim di negeri Sakura, Jepang bersama Gubernur SulSel, HM Nurdin Abdullah. Sampah dipilah dengan baik, sementara pengelolaan sampah itu untuk diteruskan ke TPA punya jadwal tertentu.
“Selama 5 tahun di Jepang, kami punya pengalaman memilah sampah. Sampah rumah tangga dikumpul dan dibawa keluar rumah untuk dijemput petugas sampah, itu dua kali dalam seminggu”, ujarnya yang juga Ketua Dekranasda SulSel.
Dikesempatan sama perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku, Azri Rasul merespon baik gerakan yang dilakukan PKK dan Deranasda.
Menurutnya, gerakan memilah sampah dapat mengurangi kuantitas sampah yang masuk ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Dengan begitu fungsi TPA dapat lebih dimaksimalkan.
“Kami ingin membantu secara masif, menggerakan Ibu-ibu PKK dan Dekranasda serta organisasi perempuan yang ada agar memilah sampah dari rumah”, jelas dia.
Dalam memilah, sampah dipisahkan ke dalam kategori plastik, kaleng, kertas serta bahan kimia dan bahan lainnya. Dari sini, sampah dapat diinventarisir mana saja yang masih bisa didaur ulang.
PKK dan Dekranasda merupakan dua organisasi yang dikenal aktif mendorong kadernya membuat kerajinan dari bahan-bahan tak terpakai lagi. Untuk bahan lainnya, dipilah lagi untuk diteruskan ke Bank Sampah dan TPA. (*)