
AMBAE.co.id – Bantaeng. Menjadi Program Kerja (Proker) Perubahan dari 2 orang Siswi MA (Madrasah Aliyah) Muhammadiyah Panaikang untuk memperhadapkan LISA ke meja Kepala Sekolah dalam waktu dekat ini.
LISA bukanlah nama orang, hewan ataupun makhluk hidup lainnya. LISA akronim dari “Lihat Sampah, Ambil” adalah satu dari 9 program yang direncanakan akan diaplikasikan di sekolah.
“Kami akan bawa program LISA kepada Kepala Sekolah kami untuk dimasukkan menjadi peraturan sekolah. Jadi semua siswa diwajibkan mentaati dan tentu akan ada sanksi dari sekolah kalau melanggarnya”, tegas Asrina, salah seorang siswa MA Muhammadiyah Panaikang.
Disampaikan kepada AMBAE di lokasi Kemah Buku Kebangsaan (KBK) Jilid III Tahun 2019 yang dilaksanakan di Trans Muntea, Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere, Minggu siang (27/10/19). Saat itu dia baru saja mempresentasekan programnya di hadapan Rahman Ramlan selaku Direktur Bonthain Institute yang dimandat sebagai Narasumber untuk materi bertemakan “Design Thinking”.
Program ini disebutnya inovasi lingkungan dengan harapan siswa dan siswi di sekolahnya lebih peka terhadap lingkungan. Outputnya, siswa maupun siswi diarahkan untuk menjaga kebersihan dengan memanfaatkan dan mengurangi sampah.
Sejalan dengan program nasional dalam upaya mengurangi penggunaan sampah plastik, Asrina dan rekannya, Uswatung Hasanah juga memprogramkan gerakan ber-tumbler.
“Program kami ini bagian dari PINUS (Program Inovasi Untuk Sekolah) yang Insya Allah akan kami jalankan sebagai Duta Lilin”, terang Asrina.
Diketahui bahwa Aliansi Pemuda Ulu Ere yang menggagas KBK III telah memilih beberapa Duta Lilin (Duta Literasi Lingkungan). Masing-masing dari MA Muhammadiyah, SMA Negeri 1 Bantaeng, SMA Negeri 2 Bantaeng, SMA Negeri 3 Bantaeng, SMA Negeri 6 Bantaeng dan SMK Negeri 4 Bantaeng.
Duta Lilin MA Muhammadiyah Panaikang, juga akan menyiapkan 2 buah tempat sampah (organik dan an-organik) agar sampah bisa dipisahkan. Sementara untuk mewujudkan generasi hebat kata Uswatung, mereka berdua akan memoles Taman Baca yang sudah ada menjadi semenarik mungkin.
“Kita sudah punya Taman Baca selama ini. Tapi yang kami mau, bisa semenarik mungkin dan memikat siswa untuk membaca beragam materi pengetahuan yang ada disana”, ujarnya.
Ditambah dengan menghadirkan Komunitas Karya Pena yakni kumpulan Penulis Lepas yang nantinya akan menyajikan karya tulis untuk dibaca siswa lainnya maupun masyarakat luas. Untuk program ini, keduanya berencana merekrut anggota baru.
Selanjutnya akan dibuat Mading (Majalah Dinding) yang tidak membosankan. Ada pula buletin untuk mengumpulkan dan mempublikasikan karya tulis.
“Kita juga menghadirkan KITABA yakni ceramah di setiap akhir pekan. Terakhir Buleti. akan kita sebar ke setiap Masjid di Bantaeng”, tegas dia.
Untuk mewujudkan 8 program itu, Duta Lilin sekolah itu telah menyiapkan senjata pamungkas. Tak hanya bekerja sama dengan para guru, OSIS, Pramuka, PMR dan lembaga kesiswaan.
Pihaknya akan membangun kolaborasi pihak luar sekolah dengan mengundang narasumber handal dan kompeten di bidangnya untuk memberi bimbingan kepada seluruh siswa secara berkesinambungan.
Dikesempatan sama, Nurindah selaku Guru Pendidikan Bahasa Arab untuk Kelas X, XI dan XII menyampaikan rasa bangganya terhadap kedua siswi yang turut dibimbingnya itu. Dia berharap program yang dibawa ke sekolah bisa bersinergi dengan rancangn yang disusun pihak sekolah khususnya Taman Baca.
“Tentu sangat bangga dengan semangatnya yang luar biasa. Semoga sekolah kami yang terpinggirkan mampu bersaing dengan sekolah lain khususnya sekolah negeri di Bantaeng”, pungkasnya yang diiyakan Andi Armadhani Eka Utami selaku Guru Matematika di Kelas XI IPS dan MIA (Matematika dan Ilmu Alam).
Malam ini kedua Duta Lilin tersebut akan dikukuhkan bersama yang lain dari masing-masing perwakilan sekolah. Targetnya akan bekerja selama 6 bulan untuk mencetus gerakan berkelanjutan bagi siswa lain yang tidak menjadi Duta Lilin. (*)