300 Pegiat Literasi Dari Dalam dan Luar Bantaeng Padati Lokasi KBK Jilid III

Pegiat literasi dari berbagai pihak memadati KBK III (27/10/19).

AMBAE.co.id – Bantaeng. Tercatat sekitar 300 orang hadir perhelatah Kemah Buku Kebangsaan (KBK) Jilid III Tahun 2019 di Trans Muntea, Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, Minggu sore (27/10/19).

Hal itu disampaikan Rahman selaku Pembina KBK kepada AMBAE. Dikatakan bahwa peserta terus berdatangan dan malam ini diprediksi bisa mencapai 500 orang.

“Sampai siang tadi sudah 300-an orang memadati lokasi KBK Jilid III. Sebagian pulang tadi pagi, khususnya mereka yang sekolah di hari Minggu seperti Madrasah Aliyah”, ungkap dia.

Terlihat jelas dari tenda yang terpasang di area utama KBK yang merupakan lahan kebun milik warga setempat. Tadi malam juga kata Rahman merupakan malam Minggu, jadi tingkat kunjungan meningkat.

“Alhamdulillah sudah diluar target dan ekspektasi kami selaku Pembina dan tentunya para teman-teman Panitia KBK, peserta terus bertambah”, jelasnya.

Peserta tak lain adalah para pegiat literasi baik kalangan umum maupun pelajar dari berbagai sekolah yang ada di Kabupaten Bantaeng, Jeneponto, Bulukumba dan sekitarnya.

Selama mengikuti KBK III sejak tanggal 25 hingga 28 Oktober nanti, peserta dimanjakan dengan beragam kegiatan. Diantaranya Talk Show, Launching Buku, Gelaran Tari dan Praktek Lapangan terkait Teknik Menulis baik Buku maupun Berita.

Takdir selaku Pembina KBK berikutnya menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan Coaching terhadap Duta Lilin (Literasi Lingkungan) yang mana sekaligus menjadi peserta KBK.

“Duta Lilin ini yang menambah semarak KBK kali ini. Beda dengan KBK I dan II belum ada Duta Lilin”, terangnya.

Pria kelahiran Desa Bonto Marannu yang menjadi tetangga Desa Bonto Lojong itu yakin jika KBK III lebih semarak dibanding sebelumnya.

Lokasinya juga berbeda. Tahun 2017 diadakan di Loka Camp, Desa Bonto Marannu dan di tahun 2018 dihelat di Hutan Pinus Rombeng, Desa Bonto Lojong.

Seorang peserta diantaranya yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa sebuah kesyukuran bisa berpartisipasi do kegiatan yang sarat akan makna literasi.

Dia berharap, KBK tidak berakhir hingga saat ini. Kedepan malah sebaiknya dijadikan agenda tahunan. (*)